WAKIL Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Fetty Fajriati Misbach mengatakan program televisi Termehek-mehek (Trans TV) membohongi penonton karena tidak seluruh tayangan berdasarkan realitas.
”Mereka bilang itu reality show, padahal bukan. Ini membohongi masyarakat,” kata Fetty seusai sosialisasi hasil pemantauan KPI di Batam, Kamis (11/6).
Termehek-mehek adalah salah satu program yang dianggap paling disukai oleh pemirsa. Jam tayangnya yang prime time, yaitu pukul 18.15-19.00, hingga back song-nya yang keren dan syahdu membuat acara ini makin diminati. Acara ini disiarkan dua kali seminggu, yaitu setiap Sabtu dan Minggu.
Dalam bahasa Jawa, istilah nggak mehek artinya kurang lebih meremehkan atau menganggap kecil sesuatu. Namun dalam bahasa gaul, termehek-mehek mempunyai arti menangis tersedu-sedu.
Acara ini muncul sekitar Mei 2008 dan segera menarik perhatian mayoritas pemirsa TV. Ide acara adalah membantu mencari seseorang yang lama hilang. Jalinan ceritanya begitu memesona karena dibuat seakan-akan nyata dan dengan sebenarnya terjadi.
Menurut Fetty, tayangan Termehek-mehek telah dibumbui skenario yang didramatisasi. Jadi, sudah seharusnya tim program Termehek-mehek jujur dengan menyebut acara itu sebagai drama reality, bukan reality show.
”Pemberitahuan di akhir acara yang kira-kira berbunyi tayangan ini telah mendapatkan persetujuan semua pihak yang terlibat, membuktikan pembohongan,” kata Fetty. ”Dengan adanya tulisan itu, tayangan tersebut seolah-olah nyata,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Panca, perwakilan Trans Corporation mengakui bahwa Termehek-mehekdrama reality. ”Dari awal, kita maunya drama reality, tetapi AC Nielsen tidak memiliki genre itu,” katanya. tidaklah murni kisah nyata, melainkan sebuah
Karena keperluan survei pemirsa itulah, Termehek-mehek dilabeli reality show sehingga bisa disurvei. Berdasarkan data AC Nielsen pada akhir tahun 2008, Termehek-mehek merupakan program paling populer dengan raihan rating 7,2 poin dan share 27,3 persen. Angka-angka ini tertinggi dari semua acara reality show di beberapa stasiun televisi.
Rekayasa
Termehek-mehek hampir semua episode adalah rekayasa! Cara gampang untuk mengenali bahwa acara ini adalah rekayasa bisa diperhatikan dari kualitas suara yang jernih ketika terjadi percakapan antara host, klien, dan target. Kejernihan suara itu karena adanya chip untuk mikrofon yang biasanya dipasang di baju.
Begitu pula dengan para pelaku yang terlibat dalam acara itu. Jika penonton jeli, pasti akan tahu bahwa beberapa pemeran atau pemainnya adalah pemain sinetron meskipun hanya sebagai tokoh figuran. ”Jangan heran kalau kita mendapatkan seorang pelaku bermain di dua episiode Termehek-mehek,” kata Arif, mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Jakarta.
Menurut Arif, kepastian bahwa itu rekayasa diperoleh dari temannya yang pernah menjadi pemain dalam acara Termehek-mehek. ”Sehari setelah dia tampil di acara itu, saya telepon dia. Ternyata dia menjawab itu bohongan. Dia main seperti bintang film mengikuti skenario,” katanya.
Berdasarkan informasi dari salah satu karyawan Trans Corporation yang tidak mau disebut namanya, hampir setiap hari di stasiun TV tempatnya bekerja diadakan casting atau seleksi bagi para pemain Termehek-mehek. ”Casting-nya di lantai dasar, biasanya siang hari. Memang nggak terlalu banyak sih,” ujarnya.
Tidak ada tulisan ”casting termehek-mehek” di tempat itu. ”Kalau ada tulisannya, entar semuanya tahu, kalau ini kan yang tau cuma orang kantor,” tuturnya lagi.
Menanggapi komentar masyarakat yang mengatakan acara Termehek-mehek direkayasa, Planning & Schedule Dept Head Programing Division Trans TV, Aries Ananda, mengakui bahwa sebagian dari acara ini memang rekayasa. Namun, ia membantah kalau cerita itu diambil bukan dari kisah asli.
”Ada yang memang kami reka adegannya karena narasumbernya tidak mau ditampilkan di televisi. Jadi biar acaranya menjadi baik, terpaksa dilakukan reka adegan. Namun, ceritanya sendiri merupakan kisah nyata,” ungkap Aries.
Pada situs jejaring sosial Facebook, terdapat grup anti-Termehek-mehek. Hingga kemarin, jumlah anggota grup ini mencapai 6.845 orang. Dalam grup dituliskan, ”group ini di dedikasikan untuk semua orang yang benci Termehek-mehek yang disiarkan oleh Trans TV, karena semua yang ada di sana adalah skenario dan tipuan dan benar benar tidak mendidik“.WARTAKOTA
source:----------------------------------------------
http://unik77.blogspot.com/2009/06/termehek-mehek-bohongi-penonton.html