Ternyata kisah batu terbang itu hanyalah mitos yang lalu dipergunakan oleh umat di luar islam dengan cara memanipulasi foto dan lain lain guna membuat mitos itu makin dipercaya umat Islam. padahal kisah batu melayang ini sendiri tidak ada dalam Al Quran.
mitos dan foto yang selama ini dihembuskan lewat internet ternyata tujuannya untuk menggoyahkan iman Islam supaya percaya benda Gaib seperti batu. jadi hati hati menyikapinya. entah mengapa batu itu dikait kaitkan dengan cerita Isra Miraj
INGAT ! UMAT ISLAM TIDAK DIAJARKAN MENGAGUNG AGUNGKAN KEAJAIBAN BENDA SEKALIPUN ITU ITU MEMANG ADA. SEBAB KUNCI AJARAN ISLAM ADALAH BUKAN PERCAYA KARENA SEBUAH MUZIZAT ATAU KEJAIBAN TETAPI PERCAYA KARENA AL QURAN.
SATU SATUNYA SUMBER YANG BISA KITA PERCAYA HANYALAH AL QURAN SEBAGAI MUZIZAT YANG TIADA TANDINGANNYA
Tulisan ini merupakan tambahan informasi dan penjelasan dari artikel tentang gambar “Batu Terbang” di Palestina. Karena cerita yang menyertai gambar batu terbang tersebut seringkali menyinggung tentang peristiwa Mi’raj Nabi Muhammad, maka perlu juga dijelaskan tentang keberadaan batu yang disebutkan sebagai tempat di mana Nabi memulai perjalanan ke langitnya. Selain itu, tidak jarang terjadi kesalahpahaman, di mana orang mengira Masjid Kubah Emas sama dengan Masjid Al Aqsha. Melalui tulisan di bawah, akan dijelaskan perbedaannya.
Batu Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad dan Masjid Kubah Emas
Ada tradisi dan kepercayaan di kalangan kaum muslimin tentang batu yang menjadi titik tolak Nabi Muhammad melakukan Mi’raj ke langit. Batu ini berada di Yerusalem, Palestina. Batu ini benar-benar ada. Ia berada di wilayah yang sekarang disebut sebagai: Mount Temple atau Gunung Kuil oleh orang Yahudi. Disebut demikian karena mereka mempercayai bahwa Kuil Nabi Sulaiman pernah dibangun di wilayah tersebut. Bahkan sebagian mempercayai kuil tersebut dibangun di atas batu yang sama. Kaum muslimin menyebut wilayah tersebut sebagai Haram al Quds al Syarif atau Kawasan Suci dan Mulia.
Sejak lama batu tersebut telah memperoleh penghormatan dari kaum muslimin. Bahkan konon ceritanya, Khalifah Umar bin Khathab juga mengunjungi batu ini setelah ia menundukkan Yerusalem. Ketika Khalifah Abdul Malik bin Marwan berkuasa, ia memerintahkan pembangunan Qubah ash Shakhra (Kubah Batu) di tahun 685 M yang melindungi batu tersebut dan para pengunjungnya dari terik dan dingin. Sebagian sejarawan juga menyatakan bahwa pembangunan Kubah ini untuk menyaingi kemegahan bangunan-bangunan keagamaan lain di wilayah Yerusalem, seperti Gereja Holy Sepulchre, dan mencegah agar kaum muslimin tidak terpesona dengan kemegahan agama lain. Uang sebanyak 10,000 dinar emas kemudian dilebur untuk melapisi bagian luar kubah tersebut. Jadi, Masjid Kubah Emas atau Qubah ash Shakhra inilah yang melingkupi batu tersebut hingga kini. (Sumber: Wikipedia)
Sejak masa Umar itulah, wilayah Haram al Syarif ini menjadi wilayah kekuasaan kaum muslimin. Adanya bangunan berkubah emas yang berada di tempat tinggi dan berkilauan memberikan kebanggaan tersendiri bagi kaum muslimin. Hal ini pun makin menambah rasa kepemilikan dan penghormatan atas wilayah suci yang pernah menjadi kiblat pertama kaum muslimin ini. Tidak mengherankan jika kemudian Masjid Kubah Emas ini menjadi simbol dari wilayah suci Al Quds dan bahkan Palestina secara umum.
Mereka yang pernah mengunjungi atau melihat bagian dalam Masjid Kubah Emas ini tentu akan melihat keunikan sang batu. Keunikan inilah yang, menurut saya, kemudian memunculkan cerita dan legenda tentang batu yang ingin terbang mengikuti Nabi ke langit.
Gambar-gambar di atas adalah foto-foto dari bagian dalam Masjid Kubah Emas. Yang kiri memperlihatkan sebuah gapura yang menjadi pintu masuk sebuah ceruk atau gua yang berada di bawah batu. Bagian atas batu dapat terlihat di belakan gapura tersebut. Di bawahnya terlihat ada orang yang sedang sholat.
Gambar kanan menunjukkan suasana di dalam gua. Terlihat ada tangga yang menghubungkan bagian luar (gambar kiri) dan bagian dalam gua. Ada ruangan yang cukup lapang untuk belasan orang di sana. Dari foto terlihat bahwa atap gua cukup tinggi dan mulut gua lebar. Kita dapat bayangkan bila orang duduk di bawah sana dan melihat ke atas, ke arah mulut gua, maka batu yang menjadi atap gua tersebut seolah melayang di udara.
Inilah yang menurut saya menjadi sumber cerita batu terbang tersebut.
sumber : http://www.al-habib.info/review/masj...-yerusalem.htm
JADI BUAT UMAT ISLAM TIDAK PERLU PERCAYA CERITA BATU MELAYANG BEGINIAN KARENA CERITA SEBENARNYA DIDALAM AL QURAN TOH JUGA GAK ADA MENGENAI BATU MELAYANG INI. YANG WAJIB KITA IMANI HANYA KISAH DI QURAN TIDAK PERLU DARI SUMBER LAIN LAGI.
bukti bukti foto batu melayang versi orang luar Islam yang sengaja membuat hoax untuk meracuni iman islam dijelaskan di Thread sini :
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4094359
menurut sumber lain menyebutkan bahwa mitos kisah batu gantung yang dihubungkan dengan Isra Miraj hanya terjadi di indonesia, di Arab sendiri mitosnya lain.
Ada yang menyebutnya sebagai batu terbang atau batu gantung. Ada yang menyebutkan sebagai batu pijakan Nabi Muhammad saat akan mi'raj ke langit. Sang batu ingin ikut terbang ke langit, tetapi dilarang oleh nabi, sehingga berhenti dalam posisi melayang hingga sekarang.
Banyak yang percaya begitu saja gambar dan cerita tersebut. Tetapi tak sedikit juga yang bertanya-tanya. Apakah batu tersebut benar-benar ada? Benarkah itu foto asli?
Setelah beberapa lama mencari-cari kebenaran cerita dan foto tersebut, akhirnya ada kejelasan yang diperoleh dari forum diskusi berbahasa arab. Ternyata foto batu ini sudah tersebar jauh dan juga menimbulkan 'kehebohan' di antara mereka. Jika dalam versi indonesia, embel-embel ceritanya adalah tentang kisah isra' mi'raj di atas, maka dalam forum berbahasa arab itu cerita pengiringnya berbeda. Tidak mengenai isra mi'raj. Di situ diceritakan bahwa batu ini berasal dari wilayah Al Ahsa (bukan Al Aqsa), di bagian timur Arab Saudi, di sebuah desa bernama Al Tuwaitsir. Sang batu, konon ceritanya, tiba-tiba melayang setinggi sekitar 10 cm di suatu hari di bulan April, tanpa sebab yang jelas.
Seorang anggota forum tersebut menanggapi dengan menyatakan bahwa ia hidup di wilayah tersebut dan tidak pernah melihat ada batu yang terbang melayang. Ia pun kemudian memberikan foto-foto batu yang dimaksud. Dan ternyata, memang batu tersebut ada, namun mempunyai penyangga di bawahnya. Foto asli batu tersebut menunjukkan bahwa memang batu tersebut cukup unik. Dan dengan mengambil sudut pemotretan yang tepat, dilanjutkan dengan manipulasi hasil pemotretan dengan photoshop atau program pengolah gambar lainnya, orang dengan mudah menghilangkan penyangga tersebut untuk memberi kesan sebagai batu yang melayang di udara.
sumber : http://tazkiatunnafs.multiply.com/journal/item/486
BATU YANG SEBENARNYA TEMPAT PIJAKAN NABI ADALAH INI :
Bagaimana dengan batu yang merupakan pijakan Nabi saat ber-isra'mi'raj? Di atas ini adalah gambar batu tersebut. Ia berada di Yerusalem, Palestina di wilayah Masjid al Aqsha. Batu inilah yang dilindungi dengan bangunan yang kita kenal sebagai simbol Palestina, yaitu Masjid berkubah Emas, Dome of the Rock, atau Qubah al Shakhra atau masjid Kubah Batu. Apakah batu ini melayang? Wallahua'lam, sepertinya tidak.
Jadi, semoga kita tidak terburu-buru percaya dengan cerita-cerita heboh, ajaib, yang diembel-embeli dengan kisah-kisah islami atau dihubungkan dengan kekuasaan Allah.
Jangankan cuma batu sebesar itu, Allah pun berkuasa untuk mengangkat bukit Thursina ketika mengambil sumpah kepada kaum Yahudi. Tetapi, kalau memang batu tersebut tidak melayang, tidak terbang, dan ternyata merupakan hasil manipulasi foto belaka, apakah kita akan tetap menyebarkan foto-foto tersebut? Apalagi kisah sang batu yang ingin ikut Nabi ke langit tersebut juga tidak jelas sumbernya.
http://tazkiatunnafs.multiply.com/journal/item/486
SEMOGA DENGAN INI KITA BISA BELAJAR UNTUK TIDAK LAGI MEMPERCAYAI SUMBER MANAPUN SELAIN YANG SUDAH TERTULIS DI AL QURAN, HADIST PUN KALAU HABIS DIBACA HARUS DI SELARASKAN DULU DENGAN QURAN KALAU TIDAK SEJALAN BERARTI TETAP QURAN YANG LEBIH DIPERCAYA
Note :
Pembuktian kisah isra Miraj adalah bukan pada penelusuran kronologis, bukti dan waktu peristiwanya terjadi tetapi lebih kepada hasil yang didapatkan dari Isra Miraj tersebut. dan semua itu kini sudah terbukti dan dirasakan oleh seluruh umat Islam. hanya Umat islam yang bisa merasakannya hasil isra Miraj itu bukan umat lain ! [kaskus.us]