Islamabad - Setelah melakukan lawatan ke Eropa selama seminggu, Presiden Pakistan Asif Ali Zardari akhirnya kembali pulang ke Pakistan. Lawatan ke Eropa ini dikecam banyak pihak karena dilakukan di tengah-tengah bencana banjir di Pakistan.
"Presiden kembali ke rumah, Senin (9/8) malam, setelah kunjungan resmi ke Perancis, Inggris dan Syria," ujar seorang pejabat senior pemerintah Pakistan di Islamabad, seperti dilansir AFP, Selasa (10/8/2010).
"Presiden Zardari sedang berada di Karachi dan mungkin akan melakukan beberapa kegiatan di sana," imbuh pejabat itu tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.
Presiden Zardari mengunjungi Perancis pada 1 Agustus lalu, kemudian melanjutkan kunjungan ke Inggris. Di Inggris, Zardari menuai kritik besar-besaran.
Dia dikritik karena tidak kembali ke Pakistan untuk menangani banjir besar yang menyengsarakan 13 juta orang dan menewaskan sekitar 1.600 orang ini. Bahkan ada salah satu pengunjuk rasa di Inggris yang melemparkan sepatu kepada Zardari.
Setelah dari Inggris, Zardari masih melanjutkan kunjungan ke Syria dan sempat mengadakan pertemuan dengan Presiden Bashar al-Assad.
Selain menuai kritik dari publik, Zardari juga mendapatkan kritikan dari keponakannya Fatima Bhutto. Fatima menuduh Zardari telah salah perhitungan. Seharusnya, Zardari memperpendek waktu lawatannya ke luar negeri melihat kondisi yang terjadi di Pakistan.
Fatima bahkan membandingkan ketidakhadiran Zardari dalam menangani bencana banjir besar tersebut dengan respon lamban mantan Presiden Amerika Serikat George W Bush saat Badai Katrina menerjang New Orleans tahun 2005 silam.
Belakangan diketahui juga, setelah jadwal lawatan resmi di Perancis, Zardari ternyata sempat melakukan kunjungan pribadi ke Normandia, Prancis Utara, di mana keluarganya memiliki puri di wilayah tersebut.
"Presiden kembali ke rumah, Senin (9/8) malam, setelah kunjungan resmi ke Perancis, Inggris dan Syria," ujar seorang pejabat senior pemerintah Pakistan di Islamabad, seperti dilansir AFP, Selasa (10/8/2010).
"Presiden Zardari sedang berada di Karachi dan mungkin akan melakukan beberapa kegiatan di sana," imbuh pejabat itu tanpa memberikan keterangan lebih lanjut.
Presiden Zardari mengunjungi Perancis pada 1 Agustus lalu, kemudian melanjutkan kunjungan ke Inggris. Di Inggris, Zardari menuai kritik besar-besaran.
Dia dikritik karena tidak kembali ke Pakistan untuk menangani banjir besar yang menyengsarakan 13 juta orang dan menewaskan sekitar 1.600 orang ini. Bahkan ada salah satu pengunjuk rasa di Inggris yang melemparkan sepatu kepada Zardari.
Setelah dari Inggris, Zardari masih melanjutkan kunjungan ke Syria dan sempat mengadakan pertemuan dengan Presiden Bashar al-Assad.
Selain menuai kritik dari publik, Zardari juga mendapatkan kritikan dari keponakannya Fatima Bhutto. Fatima menuduh Zardari telah salah perhitungan. Seharusnya, Zardari memperpendek waktu lawatannya ke luar negeri melihat kondisi yang terjadi di Pakistan.
Fatima bahkan membandingkan ketidakhadiran Zardari dalam menangani bencana banjir besar tersebut dengan respon lamban mantan Presiden Amerika Serikat George W Bush saat Badai Katrina menerjang New Orleans tahun 2005 silam.
Belakangan diketahui juga, setelah jadwal lawatan resmi di Perancis, Zardari ternyata sempat melakukan kunjungan pribadi ke Normandia, Prancis Utara, di mana keluarganya memiliki puri di wilayah tersebut.