Bosan di kantor bikin Anda berpikir untuk pindah kerja? Sah-sah saja, tapi persiapkan diri sebaik mungkin. Bila tes awal sudah dilewati, masih ada wawancara, bagian yang menurut banyak pelamar amat sulit dilewati. Agar gambaran tentang wawancara ini jelas, di bawah ini Anda bisa mengintip beberapa pertanyaan yang cukup sulit dijawab.
1. Berapa gaji yang Anda minta?
Jawab: Sebutkan gaji yang besarnya realistis. Lihat mata pewawancara, sebutkan jumlah, dan berhentilah bicara. Jangan bohong tentang gaji yang Anda terima di kantor sebelumnya, bila Anda sudah bekerja. Bila Anda merasa bahwa gaji Anda di kantor yang sekarang terlalu kecil, berikan penjelasan.
2. Apa kelebihan utama Anda?
Jawab: Pilih potensi Anda yang relevan dengan bidang pekerjaan yang Anda lamar. Hindari respons yang generik seperti pengakuan bahwa Anda pekerja keras. Lebih baik, berikan respons berupa, "Saya selalu diperbudak daftar pekerjaan yang saya buat sendiri. Sebab, saya tidak mau pulang sebelum pekerjaan di kantor beres semua."
3. Apa kekurangan Anda yang paling jelas?
Jawab: Jangan bilang Anda seorang perfeksionis (menunjukkan bahwa Anda sombong). Lebih baik, jujur saja dan sebutkan kelemahan yang kongkret. Misalnya, Anda lemah menghitung di luar kepala, dan karenanya Anda mengatasinya dengan membawa kalkulator. Tapi, kemudian, susul dengan kelebihan Anda.
4. Di mana Anda melihat diri Anda lima tahun lagi?
Jawab: Gambarkan posisi yang realistis. Kira-kira dua-tiga posisi di atas posisi yang Anda lamar sekarang. Jangan sertakan cita-cita yang tak ada hubungannya dengan lamaran pekerjaan Anda, misalnya, ingin jadi bintang sinetron atau jadi novelis. Sebab, Anda akan tampak tidak fokus.
5. Mengapa Anda ingin meninggalkan kantor yang lama?
Jawab: Jangan sampai mengemukakan hal yang negatif. Kalau kenyataannya begitu, ucapkan dalam kalimat 'positif', misalnya bahwa Anda tidak melihat ada 'ruang' di mana Anda bisa berkembang. Lalu, jelaskan mengapa Anda menganggap bahwa pekerjaan di kantor baru ini memberi kesempatan yang lebih baik.
6. Adakah contoh kegagalan Anda?
Jawab: Ungkapkan kegagalan yang pernah Anda alami, tapi yang sudah terpenuhi solusinya. Supaya, pewawancara tahu bahwa Anda punya usaha untuk mengatasi masalah
7. Apakah Anda punya pertanyaan?
Jawab: Berikan paling sedikit dua pertanyaan yang terfokus pada kantor baru ini. Misalnya, Anda bertanya apakah kantor ini sudah punya website. Atau, bisa juga Anda mempertanyakan kehadiran CEO yang Anda tahu baru saja diangkat - apakah membuat kinerja perusahaan semakin baik, dan semacamnya. Jangan bertanya tentang kepentingan Anda sendiri, misalnya, apakah karir Anda akan berkembang di sana.
Apa yang menjadikan seseorang selalu sukses untuk menggapai impiannya? Tampil beda dan memiliki keunggulan komperatif mungkin salah satu yang menjadikan Anda selalu berada di dalam posisi terdepan! Termasuk dalam meraih karier dan mengungguli orang lain dalam mencari pekerjaan yang sesuai. Ada beberapa trik atau strategi yang perlu disiapkan agar Anda sukses dalam melewati tahapan untuk mengejar karier yang diidam-idamkan. Modal nekat saja, pasti tak cukup. Karenanya, tak salah untuk menyimak beberapa kiat sebagai berikut.
1. Kesan pertama sangat menentukan
Ketika anda dipanggil untuk wawancara, hanya dengan melihat sikap antusias anda saja, pewawancara bisa membuat keputusan apakah diterima atau tidak. Apakah dengan melihat mimik muka, cara menjawab pertanyaan, bagaimana mempersiapkan surat-surat yang dibutuhkan dan sebagainya, bisa menjadi bahan pertimbangan layak atau tidak untuk diterima. Karenanya, persiapkan dengan baik!
2. Jangan berdusta
Biasanya, pewawancara akan menguji apa yang anda cantumkan dalam CV, tapi itu sih bisa saja dimanipulasi. Namun, cukup dengan satu pertanyaan seperti "Kesuksesan terbesar apa yang pernah diraih dan kegagalan terburuk apa yang pernah dialami?", anda bisa ketahuan berbohong atau tidak.
3. Siasati setiap pertanyaan sepele
Kadangkala pewawancara suka menanyakan sesuatu yang sepele dan tak berhubungan sama sekali dengan pekerjaan yang anda inginkan. Mengapa? Orang biasanya ingin melihat kepintaran dan kecerdasan lewat hal-hal kecil. Misal, apakah lukisan itu cocok terpajang di ruang ini? Jawaban anda akan memberi petunjuk baginya tentang kecerdasan anda.
4. Mengetahui sedikit profil perusahaan
Akan lebih baik lagi bila anda mengetahui sedikit tentang perusahaan yang anda lamar. Jadi, ketika ditanya, anda tidak buta sama sekali. Ibaratnya, anda tidak asal masuk kamar orang lain.
5. Menjawab dengan 'plesetan' ringan
Tak semua pertanyaan harus dijawab secara serius. Kalau terlalu tegang, kesan akrabnya akan hilang. Ini juga perlu dicermati. Karena, dengan menjawab secara benar plus plesetan atau selingan humor akan menjadi nilai lebih bagi anda.
6. Hati-hati dengan jebakan
Bila anda salah melakukan gerakan atau menjawab pertanyaan jebakan, bisa fatal akibatnya. Memang sepele, tapi bagi yang pewawancara yang cermat dan teliti, hal tersebut bisa menjadi penilaian layak atau tidak anda diterima. Karena itu, perhatikan dan perhitungkan segala sesuatunya dengan cermat.
7. Atur bahasa tubuh
Lima puluh lima persen kesuksesan wawancara menurut pakar komunikasi tergantung pada bahasa tubuh anda. Bagaimana memelihara kontak mata, tersenyum, mengatur posisi tubuh dan tangan, bisa merefleksikan diri anda yang sebenarnya. Termasuk juga busana dan aksesori yang dipergunakan. Jangan terlalu santai dan mencolok, pakailah busana formal dan tak terlalu funky.
8. Jangan terpengaruh oleh sikap pewawancara
Hati-hati dengan tipuan bahasa tubuh atau kesan yang ditimbulkan oleh pewawancara. Sok hebat, bermuka sangar atau memberi kesan dingin. Cobalah bersikap optimis untuk menjawab semua pertanyaannya. Memang, kesan pertama sangat penting, tapi yakinlah bahwa dengan berempati, semuanya akan berjalan lancar.
9. Buat follow-up setelah wawancara
Seringkali kebanyakan pelamar lupa menanyakan tindak lanjut hasil wawancara yang baru dilakukannya. Apakah dengan meminta kepastian diterima atau tidak, kapan bisa mulai bekerja, atau dengan cukup mengirimkan sepucuk surat sebagai tanda terima kasih setelah diwawancara. Hal tersebut tentunya akan lebih menghargai perasaan pewawancara.
Nah, selamat berjuang meraih impian Anda!
(diadaptasi dari "Kiat Sukses Wawancara Pekerjaan", Heru Fahmi, Astaga.com)
1. Berapa gaji yang Anda minta?
Jawab: Sebutkan gaji yang besarnya realistis. Lihat mata pewawancara, sebutkan jumlah, dan berhentilah bicara. Jangan bohong tentang gaji yang Anda terima di kantor sebelumnya, bila Anda sudah bekerja. Bila Anda merasa bahwa gaji Anda di kantor yang sekarang terlalu kecil, berikan penjelasan.
2. Apa kelebihan utama Anda?
Jawab: Pilih potensi Anda yang relevan dengan bidang pekerjaan yang Anda lamar. Hindari respons yang generik seperti pengakuan bahwa Anda pekerja keras. Lebih baik, berikan respons berupa, "Saya selalu diperbudak daftar pekerjaan yang saya buat sendiri. Sebab, saya tidak mau pulang sebelum pekerjaan di kantor beres semua."
3. Apa kekurangan Anda yang paling jelas?
Jawab: Jangan bilang Anda seorang perfeksionis (menunjukkan bahwa Anda sombong). Lebih baik, jujur saja dan sebutkan kelemahan yang kongkret. Misalnya, Anda lemah menghitung di luar kepala, dan karenanya Anda mengatasinya dengan membawa kalkulator. Tapi, kemudian, susul dengan kelebihan Anda.
4. Di mana Anda melihat diri Anda lima tahun lagi?
Jawab: Gambarkan posisi yang realistis. Kira-kira dua-tiga posisi di atas posisi yang Anda lamar sekarang. Jangan sertakan cita-cita yang tak ada hubungannya dengan lamaran pekerjaan Anda, misalnya, ingin jadi bintang sinetron atau jadi novelis. Sebab, Anda akan tampak tidak fokus.
5. Mengapa Anda ingin meninggalkan kantor yang lama?
Jawab: Jangan sampai mengemukakan hal yang negatif. Kalau kenyataannya begitu, ucapkan dalam kalimat 'positif', misalnya bahwa Anda tidak melihat ada 'ruang' di mana Anda bisa berkembang. Lalu, jelaskan mengapa Anda menganggap bahwa pekerjaan di kantor baru ini memberi kesempatan yang lebih baik.
6. Adakah contoh kegagalan Anda?
Jawab: Ungkapkan kegagalan yang pernah Anda alami, tapi yang sudah terpenuhi solusinya. Supaya, pewawancara tahu bahwa Anda punya usaha untuk mengatasi masalah
7. Apakah Anda punya pertanyaan?
Jawab: Berikan paling sedikit dua pertanyaan yang terfokus pada kantor baru ini. Misalnya, Anda bertanya apakah kantor ini sudah punya website. Atau, bisa juga Anda mempertanyakan kehadiran CEO yang Anda tahu baru saja diangkat - apakah membuat kinerja perusahaan semakin baik, dan semacamnya. Jangan bertanya tentang kepentingan Anda sendiri, misalnya, apakah karir Anda akan berkembang di sana.
Apa yang menjadikan seseorang selalu sukses untuk menggapai impiannya? Tampil beda dan memiliki keunggulan komperatif mungkin salah satu yang menjadikan Anda selalu berada di dalam posisi terdepan! Termasuk dalam meraih karier dan mengungguli orang lain dalam mencari pekerjaan yang sesuai. Ada beberapa trik atau strategi yang perlu disiapkan agar Anda sukses dalam melewati tahapan untuk mengejar karier yang diidam-idamkan. Modal nekat saja, pasti tak cukup. Karenanya, tak salah untuk menyimak beberapa kiat sebagai berikut.
1. Kesan pertama sangat menentukan
Ketika anda dipanggil untuk wawancara, hanya dengan melihat sikap antusias anda saja, pewawancara bisa membuat keputusan apakah diterima atau tidak. Apakah dengan melihat mimik muka, cara menjawab pertanyaan, bagaimana mempersiapkan surat-surat yang dibutuhkan dan sebagainya, bisa menjadi bahan pertimbangan layak atau tidak untuk diterima. Karenanya, persiapkan dengan baik!
2. Jangan berdusta
Biasanya, pewawancara akan menguji apa yang anda cantumkan dalam CV, tapi itu sih bisa saja dimanipulasi. Namun, cukup dengan satu pertanyaan seperti "Kesuksesan terbesar apa yang pernah diraih dan kegagalan terburuk apa yang pernah dialami?", anda bisa ketahuan berbohong atau tidak.
3. Siasati setiap pertanyaan sepele
Kadangkala pewawancara suka menanyakan sesuatu yang sepele dan tak berhubungan sama sekali dengan pekerjaan yang anda inginkan. Mengapa? Orang biasanya ingin melihat kepintaran dan kecerdasan lewat hal-hal kecil. Misal, apakah lukisan itu cocok terpajang di ruang ini? Jawaban anda akan memberi petunjuk baginya tentang kecerdasan anda.
4. Mengetahui sedikit profil perusahaan
Akan lebih baik lagi bila anda mengetahui sedikit tentang perusahaan yang anda lamar. Jadi, ketika ditanya, anda tidak buta sama sekali. Ibaratnya, anda tidak asal masuk kamar orang lain.
5. Menjawab dengan 'plesetan' ringan
Tak semua pertanyaan harus dijawab secara serius. Kalau terlalu tegang, kesan akrabnya akan hilang. Ini juga perlu dicermati. Karena, dengan menjawab secara benar plus plesetan atau selingan humor akan menjadi nilai lebih bagi anda.
6. Hati-hati dengan jebakan
Bila anda salah melakukan gerakan atau menjawab pertanyaan jebakan, bisa fatal akibatnya. Memang sepele, tapi bagi yang pewawancara yang cermat dan teliti, hal tersebut bisa menjadi penilaian layak atau tidak anda diterima. Karena itu, perhatikan dan perhitungkan segala sesuatunya dengan cermat.
7. Atur bahasa tubuh
Lima puluh lima persen kesuksesan wawancara menurut pakar komunikasi tergantung pada bahasa tubuh anda. Bagaimana memelihara kontak mata, tersenyum, mengatur posisi tubuh dan tangan, bisa merefleksikan diri anda yang sebenarnya. Termasuk juga busana dan aksesori yang dipergunakan. Jangan terlalu santai dan mencolok, pakailah busana formal dan tak terlalu funky.
8. Jangan terpengaruh oleh sikap pewawancara
Hati-hati dengan tipuan bahasa tubuh atau kesan yang ditimbulkan oleh pewawancara. Sok hebat, bermuka sangar atau memberi kesan dingin. Cobalah bersikap optimis untuk menjawab semua pertanyaannya. Memang, kesan pertama sangat penting, tapi yakinlah bahwa dengan berempati, semuanya akan berjalan lancar.
9. Buat follow-up setelah wawancara
Seringkali kebanyakan pelamar lupa menanyakan tindak lanjut hasil wawancara yang baru dilakukannya. Apakah dengan meminta kepastian diterima atau tidak, kapan bisa mulai bekerja, atau dengan cukup mengirimkan sepucuk surat sebagai tanda terima kasih setelah diwawancara. Hal tersebut tentunya akan lebih menghargai perasaan pewawancara.
Nah, selamat berjuang meraih impian Anda!
(diadaptasi dari "Kiat Sukses Wawancara Pekerjaan", Heru Fahmi, Astaga.com)