PADANG - Gempa dengan kekuatan 7,6 skala richter mengguncang wilayah Pariaman Sumatra Barat. Gempa yang terjadi pukul 17.16 WIB tersebut tidak menimbulkan tsunami.
Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Rabu (30/9/2009), gempa terjadi di 0,84 Lintang Selatan dan 99,65 Bujur Timur dengan kedalaman 71 kilometer.
Belum diketahui apakah gempa tersebut mengakibatkan korban jiwa atau korban luka-luka.
nformasi yang diterima kontributor okezone di lapangan, gempa tersebut mengakibatkan aktivitas perekonomian terhenti. Warga memilih menyelamatkan diri dan menghindari sejumlah bangunan bertingkat.
Seperti di pusat perbelanjaan di Padang, Medan, dan Pekanbaru, warga memilih untuk keluar dari gedung dan mengindari benda-benda yang dapat mengakibatkan luka-luka.
Belum diketahui berapa jumlah bangunan dan fasiltas umum yang rusak akibat guncangan gempa tersebut. Gempa ini mengakibatkan sejumlah jaringan komunikasi terganggu
Badan pencatat gempa dari Amerika Serikat (AS) USGS mencatat kekuatan gempa di Sumatera sebesar 7,9 skala Richter. Beda sekira 0,3 skala Richter dengan pencatat gempa di Indonesia, yang mencatat gempa 7,6 SR.
Selain kekuatan gempa, USGS pada Rabu (30/9/2009) juga mencatat lain terkait sumber gempa. BMKG mencatat pusat gempa di Padang Pariaman, Sumbar, sedangkan USGS mencatat di Sumatera Selatan (Palembang) dengan kedalaman 85 kilometer.
Gempa juga terasa hingga Pekanbaru, Riau, dan Sibolga, Sumatera Utara. Bahkan gempa juga terasa hingga negara tetangga, Kuala Lumpur,
Lokasi dan mekanisme dari gempa bumi yang terjadi kemarin sangat konsisten dengan gempa-gempa yang terjadi sebelumnya di sekitar patahan Sumatra. Seperti kita tahu di Pulau Sumatera terdapat satu patahan yang sangat besar dan sangat panjang. Panjang patahan geser menganan (dextral strike slip fault) ini sampai sekitar 1900 km mulai dari offshore Andaman dan menerus ke tenggara ke provinsi Lampung. Patahan Sumatra ini sangatlah mudah dikenali dari foto udara, citra satelit, dan data-data lainnya. Dari foto udara yang saya dapat dari Google earth juga bisa kita prediksi dimana letak dari patahan tersebut. Letak dari patahan ini dapat dilihat dari kelurusan gunung api yang ada di Pulau Sumatra mulai dari Gunung Seulawah Agam di Aceh, Toba di Sumatera Utara, Gunung Marapi dan Talang di Sumatera Barat, Gunung Kerinci di perbatasan Sumatera Barat dan Jambi, Gunung Sumbing, sampai Gunung Hulubelu di Lampung. Bahkan kelurusan danau juga menunjukkan adanya kesamaan letak dengan patahan Sumatra ini. Dimulai dari Danau Toba di Sumatra Utara, Danau Maninjau dan Danau Singkarak di Sumatera Barat, Danau Kerinci di Jambi, sampai Danau Ranau di Lampung.
Daerah yang dilalui patahan tersebut berpotensi besar terjadi gempa bumi baik itu dalam skala kecil maupun besar. Sepanjang sejarah yang tercatat, daerah yang dilalui patahan Sumatra paling tidak terjadi gempa bumi dengan skala 5 atau lebih sekali dalam setahun. Komponen dari pergerakan lempeng Australia dan lempeng Eurasia diakomodasikan dalam jumlah yang relatif besar oleh pergerakan patahan geser menganan dari patahan Sumatra.
Dalam gempa bumi yang terjadi kali ini di sekitar Danau Singkarak, episenter gempa yang terjadi ternyata di tepi sebelah barat laut Danau Singkarak. Gempa bumi yang lebih besar juga pernah melanda daerah tenggara dari episenter gempa bumi yang sekarang. Gempa yang terjadi pada tanggal 8 dan 9 Juni 1943 tersebut berskala 7.2 dan 7.5 dan terjadi dalam selang waktu 7 jam antara gempa pertama dan kedua. Skala 7.5 adalah gempa bumi terbesar yang terjadi di patahan Sumatra sejak akhir abad 19. Keunikan lagi yang ada dalam gempa bumi yang baru saja terjadi di Padang ini adalah terjadinya gempa bumi yang sama letaknya dan hampir sama skalanya pada tanggal 28 Juni 1926. Jadi dalam waktu sekitar hampir 81 tahun terjadi gempa bumi yang hampir sama skalanya dan hampir sama episenternya. Berikut adalah data-data yang didapat dari USGS:
Terjadi pada | Lokasi | Magnitude | Kedalaman | Wilayah |
30-Sep-09 17:38:52 WIB | 0.72 LS - 99.94 BT | 6.2 SR | 110 Km | 22 km BaratDaya PARIAMAN-SUMBAR |
30-Sep-09 17:16:09 WIB | 0.84 LS - 99.65 BT | 7.6 SR | 71 Km | 57 km BaratDaya PARIAMAN-SUMBAR |
Magnitude | 6.3 |
Date-Time | - Tuesday, March 6, 2007 at 05:49:28 (UTC) - Coordinated Universal Time - Tuesday, March 6, 2007 at 12:49:28 PM - local time at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones |
Location | 0.458°S, 100.524°E |
Depth | 30 km (18.6 miles) set by location program |
Region | SOUTHERN SUMATRA, INDONESIA |
Distances | 60 km (35 miles) NNE of Padang, Sumatra, Indonesia 150 km (95 miles) SW of Pekanbaru, Sumatra, Indonesia 420 km (260 miles) SSW of KUALA LUMPUR, Malaysia 930 km (580 miles) NW of JAKARTA, Java, Indonesia |
Location Uncertainty | horizontal +/- 10.2 km (6.3 miles); depth fixed by location program |
Parameters | Nst= 74, Nph= 74, Dmin=>999 km, Rmss=1.37 sec, Gp= 40°, M-type=moment magnitude (Mw), Version=7 |
Source | USGS NEIC (WDCS-D) |
Source
USGS NEIC (WDCS-D)
Coba kita lihat lebih dekat dimana dan bagaimana gempa bumi yang terjadi di Padang tersebut. Dalam foto udara yang saya dapat dari Google Earth terlihat bahwa episenter dari gempa terdapat di tepi sebelah barat laut Danau Singkarak. Sebenarnya gempa bumi ini juga berpotensi menimbulkan tsunami di sekitar Danau Singkarak. Kejadian yang sama juga pernah terjadi di Salt Lake – Utah dimana gempa bumi yang tejadi di sekitar danau mampu menimbulkan gelombang yang mampu menyapu daerah tepi danau sejauh lebih dari 50 meter.
Keunikan yang juga dapat dilihat dari foto udara adalah adanya aliran sungai menuju danau yang letaknya hampir sama dengan letak patahan Sumatra. Aliran sungai yang menuju danau tersebut sepertinya dikontrol oleh adanya patahan Sumatra. Dengan adanya bukti tersebut menunjukkan bahwa daerah di sekitar sungai juga rawan terjadi bahaya tanah longsor yang besar kemungkinannya dipicu oleh pergerakan patahan Sumatra. Dan apakah terbentuknya danau Singkarak juga dikontrol oleh adanya patahan Sumatra yang dapat menciptakan suatu bentuk depresi dan akhirnya terbentuklah danau? Patahan San Andreas di California juga menunjukkan proses yang sama dimana patahan San Andreas tersebut dapat menciptakan bentuk depresi. Sepertinya semua bentuk-bentuk geologi yang ada di sekitar episenter baik itu sungai, danau, dan juga gunung api dikontrol oleh adanya patahan Sumatra yang melintas daerah tersebut.
Pergerakan patahan Sumatra ini merupakan manifestasi dari pergerakan lempeng Austalia yang menyusup ke dalam lempeng Eurasia dimana sebagian besar energi dari pergerakan lempeng-lempeng tersebut dipindahkan ke pergerakan patahan Sumatra. Pemindahan energi dari lempeng yang bertumbukan tersebut dimaksudkan untuk mengakomodasikan tumbukan bersudut (oblique convergent) dari lempeng Australia dan lempeng Eurasia.
Semua ini sebenarnya adalah proses-proses alam yang bisa kita dipelajari dan dapat pula dibuat rencana mitigasi untuk mencegah kejadian-kejadian buruk yang dapat terjadi akibat proses alam ini
SOURCE : OKEZONE.COM