Mereka mengheningkan cipta untuk kasus Bank Century yang belum bisa diusut tuntas. Setelah itu mereka membakar boneka tikus warna hitam sambil meneriakkan yel-yel "Bakar, bakar bakar koruptor… bakar koruptor sekarang
juga!"
Massa GMNI dan Lingkar Studi Aksi untuk Demokrasi Indonesia (LS-ADI) yang terlambat datang ke Monas segera menggelar aksi untuk mengheningkan cipta ini. Wakil Sekjen LS-ADI Muhammad Arif mengatakan bahwa Andi Farley layak mendapat gelar pahlawan yang akan dikenang sebagai pejuang anti korupsi.
"Pastinya dia bakal diangkat namanya sebagai salah satu pejuang anti korupsi. Namanya akan selalu dikenang layaknya seorang pejuang yang gugur di medan perang. Matinya mati syahid, seharusnya dia bisa lebih populer dari Bibit dan Chandra," Ujar Arif, yang berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah ini.
Adalah Aktivis Gerakan Indonesia Bersih (GIB) Ray Rangkuti, yang menganggap Andi Farley belum layak dinobatkan sebagai pahlawan antikorupsi. Sebab, pemberian gelar pahlawan tidak semudah membalik telapak tangan.
"Gelar pahlawan perlu proses panjang. Biarlah publik yang menilainya," Ujar Ray saat dihubungi INILAH.COM di Jakarta, Kamis (10/12).
Meski begitu, Ray turut menyatakan rasa duka cita yang sedalamnya atas kematian Andi. Ray menyatakan, Andi Farley layak diapresiasi karena telah meninggal di saat aksi peringatan hari anti korupsi sedunia.
"Mudah-mudahan ini menjadi amal di mata Tuhan yang dicatat sebagai kebaikan," imbuhnya.
Sebelumnya, saat berorasi dan bernyanyi, tiba-tiba ratusan massa GNPK dikagetkan dengan pingsannya Andi di depan Gedung BI, Jakarta. Sekitar 10 menit, beberapa orang GNPK melarikan Ketua Subkoordinator GNPK kabupaten Pemalang, Jawa Tengah ini ke RS Budhi Mulia. Ketika itu, Andi langsung ditangani oleh 5 dokter. Setelah 20 menit diperiksa, Andi dinyatakan meninggal.
"Menurut info dari pamannya Andi yang tinggal di Kebun Jeruk, yang bernama Wahyudin, Andi memang pernah dirawat akibat penyakit jantung," ujar teman Andi, Wahyu. [mut, inilah.com]