Halaman

Sabtu, 05 Juni 2010

Para ilmuwan menemukan sebuah 'tanda kehidupan' di bulan Saturnus, Titan


Para ilmuwan menemukan bukti bahwa ada kehidupan di bulan terbesar Saturnus, Titan.

Mereka telah menemukan petunjuk bahwa terdapat alien primitif yang bernapas di atmosfer Titan dan memakan bahan bakar di permukaan bulan ini.

Penemuan mengejutkan ini diperoleh melalui sebuah pesawat ruang angkasa yang diorbitkan, ini semua terungkap dalam dua laporan terpisah.

Saturn's moon, Titan, pictured using ultraviolet and infrared  cameras on board the space probe Cassini. Scientists now believe that  the moon could harbour life

Bulan Saturnus, Titan, Gambar menggunakan semacam sinar ultraviolet dan kamera inframerah pada papan probe angkasa Cassini. Para ilmuwan sekarang percaya bahwa bulan juga memiliki peluang untuk adanya kehidupan

Data dari satelit Cassini NASA telah menganalisis terdapat kimia yang kompleks di permukaan Titan - Satu-satunya bulan yang memiliki atmosfer padat.

Permukaannya ditutupi oleh pegunungan, danau dan sungai, sehingga para astronom menyebutnya dunia yang paling "menyerupai bumi" di tata surya.

bahan kimia organik telah terdeteksi di planet yang seluas 3.200 mil ini. Tapi cairan yang ada di Titan bukanlah air, tapi metana. Para ilmuwan berharap dasar kehidupan di sana terbentuk dari unsur metana.

Makalah pertama, dalam jurnal Icarus, menunjukkan bahwa gas hidrogen yang mengalir melalui atmosfer Titan hilang di permukaan, ini kemungkinan besar menunjukkan adanya aktifitas "pernafasan" dari makhluk asing.

Makalah kedua, dalam Journal of Geophysical Research, terdapat laporan adanya pengurangan kimia tertentu di permukaan Titan, para ilmuwan terkemuka percaya itu semua berkurang karena dikonsumsi oleh sebuah kehidupan.

An artist's conception showing Titan's earth-like surface with  Saturn appearing dimly in the background through the thick atmosphere

Terlihat umum?, Seorang seniman konseptual menggambarkan permukaan Titan berlatar belakang Saturnus yang muncul samar-samar diantara atmosfer tebal.

Para ilmuwan berasumsi kuat bahwa sinar matahari berinteraksi dengan bahan kimia di atmosfer, dan menghasilkan asetilena yang jatuh ke lapisan permukaan Titan. Tapi asetilena tidak terdeteksi oleh Cassini di sana.

Namun Para ahli yakin bahwa mungkin akan ada penjelasan yang berbeda untuk hal ini.

Tetapi secara umum, semua itu memenuhi dua kondisi penting yang diperlukan untuk mendukung terciptanya sebuah kehidupan yang berbasis metana.

NASA astrobiologist Chris McKay mengatakan: "Jika tanda-tanda ini tidak bisa membuktikan untuk sebuah tanda-tanda kehidupan, itu akan menjadi dua kali lipat menarik karena akan mewakili bentuk kedua dari kehidupan independen setelah kehidupan yang berbasis air di Bumi."

Para ilmuwan percaya bahwa ketika Matahari membesar, dan menelan Bumi, kondisi ini mungkin akan ideal untuk menjadikan Titan lebih hangat.

Profesor John Zarnecki, Universitas Terbuka, mengatakan: "Kami yakin, didalam kimia itu ada sebuah kehidupan terbentuk, hanya butuh panas dan kehangatan dalam memulai prosesnya.

"Dalam waktu empat miliar tahun, ketika matahari membengkak menjadi raksasa merah, itulah dimana surga terbentuk di Titan."

sumber