Halaman

Minggu, 06 Desember 2009

salah tangkap Kapolsek "Sorry, dan bilang makanya kalau diringkus jangan melawan"

VIVAnews - JJ Rizal, sejarawan Universitas Indonesia sekaligus Direktur Penerbit Komunitas Bambu menjadi korban salah tangkap polisi. Dikira komplotan pelaku kriminal, ia dianiaya polisi berpakaian preman hingga babak belur.

"Kapolsek cuma bilang sorry, dan bilang makanya kalau diringkus jangan melawan," kata Rizal dalam perbincangan dengan VIVAnews, Minggu, 6 Desember 2009.

Penganiayaan terjadi pada Sabtu malam, 5 Desember 2009, sekitar pukul 11.45. Kala itu, ia sedang berjalan kaki mencari ojek di sekitar Depok Town Square (Detos).

Sebanyak empat polisi berpakaian preman tiba-tiba meringkusnya dan menodongkan senjata api. Ia diseret, dipukuli, dan ditendang."Saya spontan melawan karena saya pikir saya jadi korban kejahatan karena kantor saya digrepe-grepe, saya tak tahu mereka polisi," ujarnya.

Semakin ia meronta dan berteriak, empat polisi itu semakin bersemangat menganiayanya. Penganiayaan berlangsung sekitar 15 menit, hingga mobil patroli datang dan membawanya ke kantor Kepolisian Sektor Beji.

Di kantor polisi, Rizal menjalani pemeriksaan. Namun, ia segera dibebaskan setelah polisi tak berhasil menemukan dugaan tindak kriminal yang dilakukan Rizal. Keluar dari kantor polisi, Rizal langsung menuju Rumah Sakit Mitra Depok untuk visum. "Bibir atas saya pecah, gumpalan darah membeku di hidung, telinga mendengung, rahang dibuka lebar sakit dan dua benjolan di kepala," katanya (metro.vivanews.com).