Halaman

Sabtu, 07 November 2009

Wow, Polusi Sebabkan Kelamin Mengecil

Jakarta- Sebuah studi terbaru menyebutkan evolusi sedang terdistorsi oleh polusi yang merusak alat kelamin dan kemampuan untuk memiliki keturunan.

Penelitian menunjukkan bahwa sejumlah bahan kimia umum telah membuat feminine pejantan dari setiap kelas hewan vertebrata, mulai dari ikan hingga mamalia, termasuk manusia terpengaruh.

Beberapa ilmuwan terkemuka di dunia mengatakan bahwa itu “melambaikan bendera merah” bagi kemanusiaan dan menunjukkan bahwa evolusi itu sendiri terganggu. Inggris akan memimpin usulan control pestisida Eropa yang baru, yang ditemukan memiliki efek pembengkokan gender.

Hal ini didukung oleh penelitian Amerika baru yang menunjukkan bahwa bayi laki-laki yang lahir dari wanita yang terkena bahan kimia dalam kehamilan, memiliki penis yang lebih kecil.

“Penelitian ini menunjukkan bahwa ‘peralatan dasar’ laki-laki berada dibawah ancaman,” kata Gwynne Lyons, mantan penasehat pemerintah untuk studi tentang efek kesehatan dari zat kimia, yang menulis laporan.

Satwa liar dan manusia telah terkena lebih dari 100 ribu bahan kimia baru dalam beberapa tahun terakhir. Komisi Eropa telah mengakui bahwa 99 persen dari bahan tersebut tidak diatur secara memadai. Bahkan 85 persen dari mereka tidak memiliki informasi keselamatan yang tepat.

Banyak diidentifikasi sebagai “penggangu endokrin ” atau “pembelok gender” karena mengganggu hormon. Ini termasuk phthalates yang digunakan sebagai bahan pembungkus makanan, kosmetik dan bedak bayi.

Laporan yang diterbitkan oleh CHEMTrust menggabungkan lebih dari 250 penelitian ilmiah dari seluruh dunia terutama yang berkonsentrasi pada kehidupan satwa liar, dan identifikasi efek terhadap spesies.

Ini menyimpulkan bahwa “pejantan dari masing-masing spesies kelas utama hewan vertebrata telah dipengaruhi oleh bahan kimia yang ada di dalam lingkungan.

“Feminisasi jantan dari berbagai spesies vertebrata sekarang menjadi peristiwa besar. Semua vertebrata mempunyai reseptor hormon seks yang sama, dan tidak berubah oleh evolusi. Karena itu, pengamatan satu spesies dapat berfungsi untuk menyoroti masalah polusi terhadap vertebrata lainnya, termasuk pada manusia.”[ito]inilah.com