Halaman

Selasa, 27 Oktober 2009

Sulawesi Ternyata Baru saja Luput dari Hantaman Asteroid setara 3 bom Hisroshima



[BREAKING NEWS] Asteroid Sulawesi setara 3 kali Hiroshima

Baru saja diketahui bahwa ledakan asteroid tanggal 8 oktober kemarin, hampir-hampir sebuah bencana besar.
Berita diambil dari NewScientist, masih fresh.







Ketika Pemerintah AS masih mencari strategi untuk menghadapi asteroid yang berbahaya, sebuah ledakan dramatis terjadi di Indonesia, yang menekankan betapa kita masih buta dalam menghadapi batuan angkasa.

Pada tanggal 8 oktober sebuah asteroid meledak jauh tinggi di atmosfir diatas sulawesi selatan, Indonesia, melepaskan energi sebesar 50ribu ton TNT, berdasarkan perkiraan NASA yang dirilis jumat. Besar kekuatannya kira-kira 3 kali lebih besar dari bom atom yang meratakan hiroshima, yang menyebabkan kejadian ini menjadi salah satu ledakan asteroid yang terbesar yang pernah terpantau.

Namun, ledakan tersebut tidak mengakibatkan kerusakan karena terjadi jauh di atas, sekitar 15-20 kilometer di atas permukaan bumi, demikian kata astronom Peter Brown dari University of Western Ontario (UWO), Kanada.

Brown dan Elizabeth Silber, juga dari UWO, memperkirakan energi ledakan dari gelombang suara infra yang mengalir mengelilingi separuh bumi, dan terekam oleh instrumen jaringan internasional yang biasanya digunakan untuk memantau ledakan nuklir.

Ledakan didengar oleh banyak saksi di Indonesia. Gambar video langit sehabis kejadian menunjukkan jejak debu yang merupakan karakteristik ledakan asteroid.

Tabrakan tiba-tiba

Besar Energi yang dilepaskan mengindikasikan obyek tersebut berlebar 10 meter, demikian menurut peneliti. Obyek seperti itu diperkirakan menubruk bumi kira-kira sekali per dekade.

Tidak ada teleskop yang mendeteksi asteroid tersebut. Tidak mengejutkan, mengingat hanya sebagian kecil asteroid berlebar dibawah 100meter yang terdaftar, kata Tim Spahr, Direktur dari Minor Planet Center di Cambridge, Massachusetts. Namun object sekecil 20-30 meter pun mampu merusak di permukaan, lanjutnya.

"Kalau Anda ingin menemukan obyek terkecil, Anda harus membuat lebih banyak teleskop, lebih besar," kata Spahr, "Sebuah survey yang mencari semua obyek sebesar 20 meter mungkin akan menghabiskan beberapa milyar dollar (= beberapa puluh trilyun rupiah)."

Gedung putih diharuskan mengembangkan kebijakan untuk menghadapi bahaya asteroid sebelum oktober 2010, sesuai batas waktu yang ditetapkan oleh kongress. Kebijakan tersebut kemungkinan besar akan dipengaruhi oleh laporan dari Dewan Riset Nasional (National Research Council) dalam masalah asteroid, yang diharapkan selesai di akhir tahun ini.


Seingat saya, CMIIW, terakhir kali ada ledakan benda langit di udara yang menimbulkan bencana, adalah pada Bencana Tunguska [Update: kalimat ini dapat ditiadakan setelah Anda membaca terjemahan diatas].
http://politikana.com/baca/2009/10/2...hiroshima.html

ini videonya di Youtube:
http://www.youtube.com/watch?v=3avTs-fY0v0

--------------

Negeri penuh bencana .... apa penduduk dan pemimpinnya telah menyadari, mengapa itu terjadi di negeri ini? hayooooo ... tanya, kenapa?
souece : kaskus