Halaman

Jumat, 09 Oktober 2009

Ledakan di Udara Hebohkan Warga Anak Usia Tujuh Tahun Tewas


Int
WATAMPONE -- Warga Watampone dan bagian utara Kabupaten Bone hingga Wajo, dikagetkan ledakan beruntun empat kali sekitar pukul 11.00 Wita, Kamis 8 Oktober. Suara menggelegar yang disertai asap dan bola api disusul getaran menyerupai gempa, membuat warga setempat menjadi panik dan berlarian ke ruang terbuka.

Seorang warga Palakka Bone bernama Cantika alias Sugi, 7, bahkan tewas akibat kaget mendengar gemuruh. "Saat terdengar ledakan pertama, dia spontan berlari keluar rumah. Mukanya pucat dan badannya gemetaran," ungkap Kamsir, orangtua korban kepada Fajar. "Istri saya, Indra, sempat memberinya bedak untuk meredakan keringat Sugi yang mengucur. Tapi, dia (Sugi, red) terus gemetaran dan badannya menghitam sebelum kemudian meninggal," imbuh Kamsir dengan mata berkaca-kaca.

Selain Cantika alias Sugi yang tewas, seorang siswi di MAN 2 Watampone juga dilaporkan pingsan. Korban yang berlari ke halaman sekolah bersama teman sekelasnya, diduga kaget mendengar ledakan menggelegar.

Kepanikan sama juga terjadi di SD 23 Jeppee, Tanete Riattang Barat. Murid-murid berlarian keluar sekolah sambil menangis ketakutan. "Anak saya pulang sambil menangis dan menceritakan soal gempa. Sepertinya dia trauma," tutur Tanti, ibu dari murid bernama Nouval.

Ledakan yang disertai getaran bagai gempa itu, juga membuat panik warga Jl Sungai Musi. Soalnya, getaran yang ditimbulkan oleh ledakan itu sampai menjatuhkan bola lampu milik warga. Kaca-kaca jendela warga juga sampai retak.

Di Kecamatan Cenrana, warga bahkan menemukan keretakan di tanah tak lama setelah ledakan di udara yang disusul getaran tersebut. Warga di Pallime, Cenrana pun berlarian ke daerah ketinggian. "Warga berlarian mengungsi ke desa tetangga karena takut tsunami," kata Supri, warga setempat.

Bola api disusul asap tebal yang jatuh dari langit tampak jelas di atas Kelurahan Pallette, Kecamatan Tanete Riattang Timur. Jufri, seorang warga mengatakan, setelah ledakan pertama, ia keluar dari rumah dan melihat bola api kecil. "Di belakang bola api itu ada cahaya mirip petir yang berganti asap," jelas Jufri.

Peristiwa tidak lumrah itu, kemarin menjadi tontotan warga. Termasuk sejumlah undangan pada akad nikah putra bupati Bone, A Muh Wahyudi Idris Galigo di Jl Lapatau. Jufri bahkan sempat mengabadikannya lewat kamera ponselnya.

Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu'mang yang kemarin bertindak sebagai saksi mempelai pria, sempat berbalik dan menanyakan asal-muasal ledakan itu. "Apa itu," tanya Agus dengan mimik heran.
Pemimpin Bank Sulsel Cabang Bone, Anzhari Muin yang ikut mendampingi wagub, juga mengaku mendengar ledakan tersebut. "Saya dan Pak Wagub mendengar ledakan dahsyat itu. Mungkin meteor ya," ucapnya dengan nada tanya.

Kepanikan sama akibat ledakan dahsyat kemarin, juga menimpa warga Kecamatan Sajoanging, Wajo. Siswa empat sekolah di kota kecamatan tersebut berhamburan dan berebut keluar ruangan. Sekolah yang dilanda kehebohan itu di antaranya SMK Perikanan, SMPN 1 Sajoanging, dan SD 208 Sajoanging.

Salah seorang guru SD 208 Sajoanging, Hj Rahmi, mengatakan, ledakan yang terjadi bertepatan saat lonceng mata pelajaran berakhir pukul 11.00 Wita. Di situ sangat jelas terlihat bunga api di angkasa.
Hal yang sama terlontar dari mulut salah seorang murid Kelas VI SD 208 Sajoanging, Andi Ulfa. Dia menuturkan, awalnya terdengar suara seperti petir yang sangat keras. Suara dentuman itu terjadi beberapa kali.

"Setelah mengeluarkan dentuman yang keras, tiba-tiba terlihat bunga api, disusul asap yang terus mengepul. Kejadian itu berlangsung tidak kurang dari 10 menit. Mungkin pesawat jatuh, ya?" ucapnya dengan nada tanya.

Kesaksian sama disampaikan Sirajuddin, pensiunan PNS yang tengah memancing di perairan Teluk Bone. Dia mengaku melihat sebuah pesawat terbang berputar-putar di langit. Tak lama, sebuah benda berbentuk segitiga jatuh dari pesawat itu dan meledak tujuh kali.

Di Palanga, Kecamatan Tanete Riattang seorang petani bernama Rudi yang tengah memanen padi mengira benda di langit adalah sebuah roket. "Tapi benda itu meledak dan asapnya banyak," ujarnya.
Lain lagi pengakuan Halkim Bin Umar, 36, nelayan rumput laut di Palettae, Bone.

Di hadapan Kanit Buser Polwil Bone, Aiptu Sudarman, dia mengaku saat di laut dirinya melihat kejadian yang terjadi di udara tersebut. Awalnya, dirinya yang berada di laut dikagetkan dengan warna air yang berubah kemerahan.

Namun, saat mendongak ke atas, tampak melintas bara api yang cukup besar sepanjang 300 meter bergerak cepat. Juga terdengar ledakan yang dahsyat disertai suhu panas menyengat. "Air sempat berombak dan panasnya terasa sekali," ujarnya.

Kapolres Bone AKBP Zarialdi yang dikonfirmasi meragukan benda yang diisukan jatuh dari langit. "Kami sangsi jika itu pesawat atau benda langit karena anggota di 25 pos Polsek di 27 kecamatan yang ditugaskan untuk menyisir daerahnya, tidak menemukan apa-apa. Tidak ada korban yang dijatuhi. Juga tidak ada bangkainya," tutur Zarialdi.

Dihubungi terpisah, Kepala Penerangan Koopsau II Mayor Sus Sonaji Wibowo mengatakan, semua pesawat TNI AU yang melaksanakan lokal training berhasil mendarat dengan selamat di Lanud Sultan Hasanuddin.

"Ada enam pesawat TNI AU yang latihan. Tiga sukhoi, dua boeing, dan dua helikopter. Semua mendarat aman dan tak ada kecelakaan," ujar dia. Pesawat-pesawat TNI AU itu latihan mulai pukul 08.00-12.00 Wita dengan wilayah latihan sekitar pangkalan Sultan Hasanuddin hingga radius 15-20 mil. "Area latihannya tidak sampai ke wilayah Bone," tegas Sonaji.

Sonaji mengaku telah menanyakan ke pilot pesawat Sukhoi maupun Boeing tentang kemungkinan adanya manuver yang dapat menyebabkan dentuman. Tetapi jawaban dari semua pilot, tak satupun yang melakukan manuver saat latihan.

"Latihan udara yang dilakukan oleh pilot pesawat Sukhoi terdiri atas dua sesi, yakni general flight dan air intersave. Dari dua sesi latihan tersebut, tak satupun yang melakukan manuver yang dapat mengejutkan warga dengan suara dentuman yang dihasilkannya," jelas Sonaji.

Terkait laporan adanya percikan bunga api di udara seperti yang dilaporkan warga, Sonaji juga mengaku tidak mengetahui sumber penyebabnya. Pesawat Sukhoi, Boeing, dan helikopter kembali ke pusat komando pengendalian tanpa satupun terjadi kecelakaan.

Dihubungi terpisah, Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV, Sujarwo, mengatakan, alat pencatat gempa bumi atau seismograf kemarin merekam kekuatan gempa sebesar 1,9 Skala Richter. Titik pusat gempa pada koordinat 4,67 derajat lintang selatan dan 120,12 derajat bujur timur.

Gempa itu terjadi pada pukul 10.34.33 Wita itu sekitar 62 kilometer arah selatan Kota Sengkang atau antara Wajo dan Bone. Kedalaman gempa diperkirakan satu kilometer. (azh-abg-rif)


source : www.fajar.co.id