Halaman

Kamis, 01 Oktober 2009

Puluhan Juta Rupiah Untuk Sehelai Batik Unik Berusia Ratusan Tahun


suarasurabaya.net| Selain untuk kebutuhan sandang, batik yang juga produk seni juga banyak diburu untuk dijadikan koleksi. Biasanya batik-batik yang menjadi incaran kolektor adalah batik yang sudah berusia tua dan berdesain unik. Untuk batik yang punya kombinasi tersebut, jangan heran jika kolektornya rela merogoh kocek puluhan juta rupiah untuk mendapatkan sehelai batik berukuran panjang 2,5 meter.

Untuk di Jawa Timur, batik asal Bangkalan termasuk yang paling banyak dicari kolektor. Batik yang kerap disebut Gentongan ini memang punya daya tarik berbeda dibandingkan batik-batik lain di Jawa Timur. Pewarnaannya menggunakan bahan-bahan alami dan sebelum dibatik, kainnya direndam dulu di ramuan khusus untuk merapatkan jaringan kainnya. Ini agar kain bisa tahan lama hingga ratusan tahun. Proses produksi batik jenis Gentongan ini juga tidak sebentar. Khusus pewarnaannya saja bisa memakan waktu sampai sebulan untuk selembar kain batik, itu belum termasuk pembatikannya.

Ny. FAEQAH ESMAIL pemilik Rumah Batik Jawa Timur yang ditemui suarasurabaya.net, Kamis (01/10) di galerinya Jl. Tambak Dukuh I nomor 4, Surabaya mengatakan peminat batik Jawa Timur punya kekhasan dalam membeli batik. Pembeli dari Jawa Timur, kata FAEQAH, rata-rata mau membeli berapapun harga batik untuk dipakai. Lain dengan peminat dari Jakarta. “Lebih banyak yang hanya mengoleksi atau mengolahnya lagi menjadi pakaian jadi untuk kemudian dijual kembali,” papar dia.

Memilih dan membeli batik bagi kolektor, kata FAEQAH, lazim halnya seperti memilih dan membeli lukisan. “Biasanya kolektor sudah memiliki cita rasa seni batik. Saat memilih dan mereka suka, biasanya tidak melihat harga. Pertimbangannya ya itu tadi, keunikan desain dan umur,” kata dia.

Untuk batik-batik berusia tua, kata FAEQAH, bisa sampai berumur 150 tahun. Pemilik Fiesta Madura ini pun memiliki koleksi batik-batik jadul ini. Paling tua usianya 100 tahun dan itu adalah peninggalan leluhurnya di Pamekasan. “Yang ini namanya Burung Nyangsang, usianya sekitar 100 tahun,” kata FAEQAH menunjuk selembar kain batik dengan desain dominan warna hitam dan putih dengan motif sulur-sulur daun.

Ada juga batik berusia sekitar 75 tahun dengan motif Sabet Manik yang biasanya dipakai sebagai peningset saat lamaran. Batik-batik ini masih dalam kondisi yang baik. Warnanyapun tidak pudar. Menurut FAEQAH, batik-batik ini punya ciri khas, warnanya akan tambah cemerlang seiring bertambahnya usia kain. Kok bisa? Inilah, kata FAEQAH, khasiat ramuan celupan sebelum pembatikan dilakukan.

Batik dalam pranata budaya Jawa dan Madura, kata FAEQAH, juga punya sisi-sisi supranatural. Inilah yang disebut FAEQAH sebagai satu diantara daya tarik batik Jawa Timur. “Seringkali batik-batik yang punya sejarah tinggi karena menjadi kain penutup jenazah seorang tokoh, raja di Madura misalnya, dikaitkan dengan hal-hal yang mistis. Ini yang menambah tinggi nilai batik tersebut,” kata FAEQAH.

Dengan ditetapkannya batik sebagai warisan dunia dari Indonesia, kata FAEQAH, adalah sebuah pengakuan dari masyarakat dunia akan eksistensi batik dari Indonesia. “Batik bukan hanya sebuah produk kain belaka yang diberi corak. Dia adalah hasil akal budi manusia dan menjadi bagian budaya Indonesia,” kata FAEQAH.(edy)

Teks Foto :
1. Batik motif manuk nyangsang dari Pamekasan ini usianya sekitar 100 tahun dan menjadi koleksi FAEQAH ESMAIL. Batik ini, kata dia, tidak akan dijual dengan harga berapapun.
2. Batik berusia sekitar 75 tahun dengan motif Sabet Manik yang biasanya dipakai sebagai peningset saat lamaran.
Foto : EDDY

source : suarasurabaya.net