Halaman

Jumat, 09 Oktober 2009

Wah!!! Demi 200 Ribu, Ada Artis Jadi Pembunuh Mahasiswi

Pembunuh Setelah dua puluh hari menjadi misteri, kasus pembunuhan Novita Purnamasari (19), mahasiswi Universitas Trisakti yang ditemukan tewas di apartemennya malam takbiran lalu, terungkap. Dia dihabisi oleh seorang pemain sinetron karena uang Rp 200.000.
Adalah Fariz ‘Bom-Bom’ yang menghabisi nyawa Novita secara keji. Pemuda asal Bogor, Jawa Barat, ini pernah bermain di sinetron My Best Friend, Upik, Jalu, dan Jalan. Dialah yang melenyapkan nyawa putri mantan pejabat Depsos ini.
Kasatreskrim Polrestro Jakarta Barat Kompol Sujudi Aroseto mengatakan, Fariz ditangkap di tempat persembunyiannya di Kampung Cigudek, Bunar, Kabupaten Bogor. “Dia ditangkap di sebuah pondokan yang disewanya,” kata Sujudi, Rabu (7/10) petang. Ketika ditangkap, pemuda yang bernama lengkap Fariz Priyadi ini tak memberi perlawanan.
Dari hasil pemeriksaan, Sujudi mengatakan, Fariz membunuh Novita secara spontan. “Tidak ada rencana membunuh. Dia sakit hati dan tersinggung dengan ucapan korban,” kata Sujudi.
Kala itu (Rabu, 16/9) Fariz berkunjung ke tempat tinggal Novita di Apartemen Mediterania, Jalan S Parman, Grogol, Jakarta Barat. Kedatangannya untuk membayar utang Rp 2 juta yang dipinjamnya dari Novita. Tapi, pelaku tidak bisa melunasi semua utangnya. Malam itu, dia cuma membawa uang Rp 1,8 juta,” kata Sujudi.
Novita yang kerap meminjamkan uang kesal karena Fariz selain terlambat membayar utangnya, jumlahnya juga kurang. Korban pun sempat mengeluarkan kata-kata yang tidak bisa diterima oleh Fariz. “Novita juga sempat mengusir Fariz,” kata Sujudi.
Merasa diperlakukan tidak menyenangkan, Fariz naik pitam. la lalu memukul Novita. Tak lama kemudian dia mengambil sehelai tali dari dapur apartemen dan menjerat leher Novita. Jeratan ini membuat Novita tak bisa bernapas sehingga meregang nyawa di situ. Namun Fariz masih penasaran sehingga dia pergi lagi ke dapur untuk mengambil pisau. Pisau itu pun kemudian digunakan untuk menghujam tubuh Novita. Berdasarkan hasil otopsi, kematian Novita disebabkan karena jeratan.
Usai menghabisi nyawa Novita, Fariz melarikan diri. Sebelum ke luar kamar. dia sempat mengambil Black Brry milik Novita sedangkan uang tunai 2000 dolar AS dan Rp 25 juta tidak dibawanya. Harta benda lain milik Novita yang berada di dalam apartemennya juga tidak dibawa.
Sembunyi
Daerah Gunung Salak Bogor dipilih Fariz sebagai tempat untuk persembunyian. Fariz memilih kaki Gunung Salak karena daerah tersebut dinilainya sulit dilacak melalui satelit karena jarang mendapatkan sinyal. Di sana, Fariz menyewa sebuah pondok untuk bersembunyi. Selama dalam persembunyian, Fariz lebih banyak berdiam diri di pondok yang disewanya.
Fariz dengan Novita diketahui sebagai teman sepermainan pada saat keduanya tinggal di sebuah kompleks di lingkungan rumah dinas Wali Kota Bogor di Bogor. Perkenalan awal Novita dengan Fariz berasal dari kebiasaan korban yang sering mengajari remaja dan anak-anak untuk melukis. Di tempat latihan melukis inilah Novita dan Fariz berkenalan. Perkenalan keduanya berlanjut sampai Novita kuliah jurusan Design Grafis di Universitas Trisakti untuk mengasah hobinya melukis.
Sebelum tinggal di apartemen, awalnya Novita bolak-balik Bogor-Jakarta. Karena pertimbangan waktu, Novita akhirnya tinggal di apartemen tersebut. Dia sudah setahun menempati salah satu kamar di Apartemen Mediterania Jalan S Parman, Grogol, Jakarta Barat.
Untuk menjaga hubungan dengan keluarganya, ia berkomunikasi lewat telepon. Namun sejak Rabu (16/9) sore, Rosita, ibunya, tak bisa menghubungi anaknya. Biasanya, Novita setiap hari minimal satu kali berkomunikasi dengan sang ibu. Karena kehilangan kontak itulah kemudian Rosita mencari tahu keberadaan anaknya. Dia mencoba menghubungi kampus Novita, namun tak ada yang mengetahui. Begitu pula teman-teman dekatnya. Rosita makin gundah karena anak kesayangannya hilang misterius.
Betapa terkejutnya sang ibu manakala mengetahui anaknya sudah terbujur kaku di kamarnya pada Minggu (20/9). Kapolsektro Tanjungduren Kompol Joni Iskandar mengatakan, Novita dibunuh pada Rabu (16/9) malam atau beberapa jam setelah mengontak ibunya. “Tapi mayatnya baru ditemukan empat hari kemudian bertepatan dengan malam Takbiran,” kata Joni.
Di Kampus Universitas Trisakti, Novita Purnamasari (19) diketahui jarang bergaul dengan rekan-rekannya. Dia juga dikenal sebagai pribadi yang tertutup. Selama di kampus, Novita lebih banyak berkumpul bersama teman-teman dekatnya saja. “Dia jarang datang ke kampus. Hanya sesekali saja. Selama di kampus dia paling main dengan gank-nya saja,” kata Bunga Putri, rekan satu kampus Novita, Selasa. (29/9) siang.
“Paling kami cuma say hello saja kalau ketemu. Kami bahkan tidak tahu kalau dia menetap di Apartemen Mediterania. Yang kami tahu dia tinggal di Bogor,” tambah Bunga. Hal senada disampaikan Dewi, rekan Novita lainnya. “Novita paling akrab dengan Farel. Saya sudah banyak bicara dengan Farel, tetapi katanya dia tidak tahu banyak tentang (pribadi) Novita,” kata Dewi.
Meski begitu, Senin (28/9) lalu, puluhan mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Design Universitas Trisakti menggelar doa bersama untuk mendiang Novita. “Semua peserta diwajibkan untuk mengenakan pakaian serba bitam, tanda berduka. “Lalu kami bersama-sama membaca doa untuk Novita semoga amal ibadahnya diterima Tuhan dan dosa-dosanya diampuni Tuhan,” kata Bunga.
source : Kompas.com